Oleh:
Abdurrahman nuryaman
KHUTBAH PERTAMA:
KHUTBAH PERTAMA:
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah
Tak ada dosa yang lebih besar daripada syirik; dosa yang tidak diampuni Oleh Allah, pelakunya dihukumi keluar dari Islam, di hari Kiamat dia kekal di dalam neraka, dan surga diharamkan baginya, bila mati dalam keadaan musyrik, dia tidak dimandikan, tidak dikafankan dan tidak dikuburkan di tengah kuburan kaum Muslimin, dan semua amal ibadahnya gugur tak ada artinya.
Perhatikanlah peringatan-peringatan Allah berikut:
Dalam surat Al-Ma'idah: 72 Allah Ta’ala berfirman,
Tak ada dosa yang lebih besar daripada syirik; dosa yang tidak diampuni Oleh Allah, pelakunya dihukumi keluar dari Islam, di hari Kiamat dia kekal di dalam neraka, dan surga diharamkan baginya, bila mati dalam keadaan musyrik, dia tidak dimandikan, tidak dikafankan dan tidak dikuburkan di tengah kuburan kaum Muslimin, dan semua amal ibadahnya gugur tak ada artinya.
Perhatikanlah peringatan-peringatan Allah berikut:
Dalam surat Al-Ma'idah: 72 Allah Ta’ala berfirman,
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُواْ إِنَّ اللّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُواْ اللّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang
berkata, 'Sesungguhnya Allah ialah al-Masih putra maryam,' padahal al-Masih
(sendiri) berkata, 'Hai Bani israil, sembahlah Allah Rabbku dan Rabbmu'.
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti
Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada
bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun."
Dalam
surat al-furqan ayat 23 Allah Ta’ala berfirman tentang orang-orang musyrik,
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاء مَّنثُوراً
"Dan Kami
hadapkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu
(bagaikan) debu yang berterbangan."
Dalam
surat an-Nisa`: 48 Allah Ta’ala memberikan peringatan yang keras,
إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْماً عَظِيماً
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni
dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi
siapa yang dikehendakinya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh
ia telah berbuat dosa yang besar."
Dan kemudian di dalam surat az-zumar ayat 65 Allah Ta’ala menegaskan,
Dan kemudian di dalam surat az-zumar ayat 65 Allah Ta’ala menegaskan,
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang
sebelummu, 'Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan terhapuslah amalmu
dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi'."
Dan
masih sangat banyak ayat dan hadits yang memperingatkan dari bahaya syirik.
Menyimak dan memperhatikan peringatan-peringatan di dalam ayat-ayat ini, tentu sangat mengerikan bagi seorang Muslim. Gambaran yang amat jelas, bahwa memang tidak ada dosa yang lebih besar dan lebih berbahaya daripada mempersekutukan Allah. Semua ulama yang menulis kitab tentang dosa-dosa besar menempatkan syirik sebagai dosa yang paling besar. Di antaranya,
-Al-Kaba`ir, karya al-Hafizh adz-Dzahabi.
-Az-zawajir Fi iqtirab al-Kaba`ir, karya al-Allamah Ibnu hajar al-Haitami.
-Al-Kaba`ir, karya Syaikh Muhammad at-Tamimi.
-Dan lain-lain.
Menyimak dan memperhatikan peringatan-peringatan di dalam ayat-ayat ini, tentu sangat mengerikan bagi seorang Muslim. Gambaran yang amat jelas, bahwa memang tidak ada dosa yang lebih besar dan lebih berbahaya daripada mempersekutukan Allah. Semua ulama yang menulis kitab tentang dosa-dosa besar menempatkan syirik sebagai dosa yang paling besar. Di antaranya,
-Al-Kaba`ir, karya al-Hafizh adz-Dzahabi.
-Az-zawajir Fi iqtirab al-Kaba`ir, karya al-Allamah Ibnu hajar al-Haitami.
-Al-Kaba`ir, karya Syaikh Muhammad at-Tamimi.
-Dan lain-lain.
Kaum Muslimin
Rahimakumullah
agar kita mendapatkan faidah yang lebih baik melalui khutbah ini, mari kita ulas masalah syirik ini dengan sedikit Rinci.
agar kita mendapatkan faidah yang lebih baik melalui khutbah ini, mari kita ulas masalah syirik ini dengan sedikit Rinci.
Pertama,
apa itu syirik?
Dalam Tashil al-Aqidah al-Islamiyah didefinisikan: syirik adalah menjadikan suatu tandingan bagi Allah Ta’ala dan menyamakannya dengannya, dalam Rububiyah, Uluhiyah, Asma` dan shifatnya.
Dalam Tashil al-Aqidah al-Islamiyah didefinisikan: syirik adalah menjadikan suatu tandingan bagi Allah Ta’ala dan menyamakannya dengannya, dalam Rububiyah, Uluhiyah, Asma` dan shifatnya.
Jamaah Jum'at yang
dirahmati Allah
agar faidah dan manfaat yang kita dapatkan dari khutbah ini lebih urut, lebih Rapi dan lebih jelas, mari sejenak kita kembali melihat permulaan munculnya syirik di muka bumi ini.
agar faidah dan manfaat yang kita dapatkan dari khutbah ini lebih urut, lebih Rapi dan lebih jelas, mari sejenak kita kembali melihat permulaan munculnya syirik di muka bumi ini.
Syirik
pertama kali muncul pada umat Nabi Nuh ‘Alaihissalam. Jika kita perhatikan
Riwayat-Riwayat yang ada tentang awal mula munculnya perbuatan syirik kepada
Allah pada umat Nabi Nuh ‘Alaihissalam tersebut, kita dengan begitu mudah dapat
menyimpulkan bahwa penyebab utama dan pertama adalah kultus individual (ghuluw)
terhadap orang-orang shalih.
Kita
tahu, bahwa pada mulanya umat manusia adalah umat yang satu di dalam tauhid,
artinya tidak ada syirik kepada Allah Ta’ala, dan itu berlangsung selama
sepuluh abad antara Nabi Adam ‘Alaihissalam dengan Nabi Nuh ‘Alaihissalam,
sebagaimana Riwayat yang shahih dari Ibnu Abbas. Dan setelah sepuluh abad tersebut
berlalu, muncullah orang-orang shalih yang nama-nama mereka disebutkan Allah
dalam al-qur`an surat Nuh. Mereka ialah, Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq, dan nasr.
Mereka ini adalah orang-orang shalih yang bertauhid, ahli ibadah dan juga
berdakwah menyeru kaum mereka kepada Allah. Mereka amat dicintai Oleh kaum
mereka, dan lebih dari itu, mereka adalah tauladan yang penuh pesona bagi
mereka. Tapi justru malapetaka kemudian muncul dari arah ini; yaitu Rasa
ketergantungan mereka kepada orang-orang shalih tersebut mela-hirkan sikap
pengkultusan dan ghuluw pada diri mereka.
Ini
kemudian dijadikan kesempatan Oleh setan untuk menjerumuskan mereka dan
generasi sesudah mereka. Mulanya setan membisikkan kepada mereka agar membuat
patung yang serupa dengan orang-orang shalih itu tadi, dan meletakkan
patung-patung tersebut pada tempat-tempat ibadah mereka, sehingga apabila
mereka melihat patung-patung tersebut, mereka akan teringat dan mengenang
kehebatan ibadah mereka; dan dengan demikian semangat mereka untuk beribadah
pun bertambah seperti mereka.
Mereka
pun kemudian mengikuti bisikan setan tersebut, dan mulanya mereka hanya
menjadikan patung orang-orang shalih tersebut hanya sebagai lambang atau
prasasti yang berfungsi mengingatkan mereka untuk tekun beribadah dan beramal
shalih. Dan memang, mereka pun merasakan diri mereka semakin bersema-ngat dalam
beramal shalih dan Rajin mendatangi tempat-tempat ibadah mereka. Padahal itu
semua hanya tipu daya setan, karena itu hanya akan menjerumuskan mereka kepada
perbuatan syirik.
Kisah
awal mula munculnya syirik ini disebutkan dalam Shahih al-bukhari, no. 4920.
صَارَتِ الْأَوْثَانُ الَّتِيْ كَانَتْ فِي قَوْمِ نُوْحٍ فِي الْعَرَبِ بَعْدُ، أَمَّا وَدٌّ كَانَتْ لِكَلْبٍ بِدَوْمَةِ الْجَنْدَلِ وَأَمَّا سُوَاعٌ كَانَتْ لِهُذَيْلٍ وَأَمَّا يَغُوْثُ فَكَانَتْ لِمُرَادٍ ثُمَّ لِبَنِي غُطَيْفٍ بِالْجَوْفِ عِنْدَ سَبَإٍ وَأَمَّا يَعُوْقُ فَكَانَتْ لِهَمْدَانَ وَأَمَّا نَسْرٌ فَكَانَتْ لِحِمْيَرَ لِآلِ ذِي الْكَلَاعِ، أَسْمَاءُ رِجَالٍ صَالِحِيْنَ مِنْ قَوْمِ نُوْحٍ فَلَمَّا هَلَكُوْا أَوْحَى الشَّيْطَانُ إِلَى قَوْمِهِمْ أَنِ انْصِبُوْا إِلَى مَجَالِسِهِمْ الَّتِيْ كَانُوْا يَجْلِسُوْنَ أَنْصَابًا وَسَمُّوْهَا بِأَسْمَائِهِمْ فَفَعَلُوْا فَلَمْ تُعْبَدْ حَتَّى إِذَا هَلَكَ أُولَئِكَ وَتَنَسَّخَ الْعِلْمُ عُبِدَتْ.
"berhala-berhala yang dulu (disembah) pada
kaum Nuh menjadi (di-sembah) Oleh orang-orang arab (jahiliyah) setelah
itu.berhala Wad menjadi milik kabilah Kalb di Daumah al-Jandal, berhala Suwa'
milik kabilah Hudzail, Yaghuts adalah milik kabilah murad kemudian menjadi
milik Bani Ghuthaif di al-Jauf di negeri Saba`, berhala Ya'uq milik kabilah
Hamdan, dan berhala nasr milik kabilah himyar untuk keluarga Dzu al-Kala'.
(mereka sebenarnya) adalah nama-nama laki-laki yang shalih dari kaum Nuh.
Ketika mereka meninggal, maka setan membisikkan kepada kaum mereka untuk
mendirikan patung (arca) di tempat duduk mereka yang biasa mereka duduki. Lalu
me-Reka menamakan patung tersebut dengan nama mereka. Mereka pun melakukannya
dan tidak disembah, hingga ketika kaum tersebut telah wafat, dan ilmu telah
lenyap, maka berhala-berhala itupun disembah."
Sampai di sini, tentu
timbul pertanyaan, Kenapa setan baru bisa menyesatkan dan menjerumuskan
sebagian manusia ke dalam perbuatan syirik pada zaman Nabi Nuh ‘Alaihissalam? Adalah
karena setan telah memiliki perjanjian dengan Allah, di mana iblis, tokoh
mereka yang utama, berkata sebagaimana yang diabadikan Allah Ta’ala,
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
"Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan
mereka semuanya, kecuali hamba-hambamu yang mukhlis (ikhlas dalam bertauhid) di
antara mereka." (Shad: 82-83).
Sepuluh
abad antara Nabi Adam sampai Nabi Nuh, umat manusia semuanya adalah orang-orang
yang murni dan ikhlas bertauhid kepada Allah; tidak ada tempat bagi syirik di
hati dan ibadah mereka, sampai kemudian muncullah orang-orang yang
setengah-setengah dalam ilmu tauhid, sehingga tidak jelas dalam hati mereka
yang haq dengan yang batil. Ilmu mereka yang tidak jelas itu-lah yang
mengantarkan mereka terlalu bergantung kepada orang-orang shalih; dan inilah
yang menyebabkan mereka mengikuti bisik-an setan untuk mengkultuskan
orang-orang shalih tersebut.
Jamaah Jum'at yang
dirahmati Allah
syirik yang berbentuk kultus terhadap orang-orang shalih ini, kemudian menyebar ke segala penjuru dunia, dan tidak terkecuali di indonesia. Berikut ini sekedar gambaran bagaimana syirik kultu-isme terhadap orang-orang shalih ini telah menjadi bagian sejarah
syirik yang berbentuk kultus terhadap orang-orang shalih ini, kemudian menyebar ke segala penjuru dunia, dan tidak terkecuali di indonesia. Berikut ini sekedar gambaran bagaimana syirik kultu-isme terhadap orang-orang shalih ini telah menjadi bagian sejarah
Kaum Muslimin yang
hitam dan menakutkan.
Di mesir, terdapat tidak kurang dari 6000 kuburan yang tersebar di berbagai kota dan desa; yang diagungkan dan disembah Oleh kaum Muslimin. Di antara kuburan yang terkenal di sana, misalnya, adalah kuburan al-Badawi di kota Thantha. Dalam satu tahun terdapat satu musim, di mana orang-orang berdatangan dari berbagai penjuru mesir bahkan dari luar mesir dalam jumlah besar ke kuburan tersebut, mirip dengan hari Wukuf di padang arafah.
Di mesir, terdapat tidak kurang dari 6000 kuburan yang tersebar di berbagai kota dan desa; yang diagungkan dan disembah Oleh kaum Muslimin. Di antara kuburan yang terkenal di sana, misalnya, adalah kuburan al-Badawi di kota Thantha. Dalam satu tahun terdapat satu musim, di mana orang-orang berdatangan dari berbagai penjuru mesir bahkan dari luar mesir dalam jumlah besar ke kuburan tersebut, mirip dengan hari Wukuf di padang arafah.
Di
sana juga terdapat kuburan yang diklaim sebagai kuburan al-Husain Radhiyallahu
‘anhu, padahal sama sekali tak pernah berhasil dibuktikan bahwa itu adalah
benar-benar kuburan al-Husain. Akan tetapi orang-orang berdatangan kepadanya,
baik dari kalangan Sunni maupun dari golongan Syi'ah, untuk berdoa,
meminta-minta, melakukan thawaf dan berbagai perbuatan syirik yang sangat
mengerikan.
Kemudian
di sana juga terdapat kuburan Jalaluddin ar-Rumi yang tidak kalah pamornya
sebagai tempat melakukan berbagai perbuatan syirik; disembah dan diagungkan.
Di
suria, di kota Damaskus saja terdapat tidak kurang dari 194 kuburan yang juga
disembah-sembah dan diagungkan, belum lagi di kota-kota dan daerah-daerah
lainnya. Di antara kuburan-kuburan yang dipuja di sana terdapat kuburan seorang
sufi yang dikenal sebagai seorang sufi yang sesat dan menyimpang jauh dari
akidah Islam. Akan tetapi kuburnya justru menjadi tuhan yang disembah-sembah
Oleh orang-orang yang juga ikut tersesat seperti dia, dan tidak kalah Ramai
dengan apa yang terjadi di mesir.
Di
turki, terdapat tidak kurang dari 481 masjid agung yang hampir seluruh masjid
di sana, pasti ada kuburan di dalamnya, yang juga diagungkan.
Di
iraq, India, Pakistan, Yaman; di semua negara-negara Muslim terdapat Ribuan
kuburan yang disembah dan diagungkan.
Bagaimana
dengan di indonesia? Di berbagai daerah terdapat begitu banyak kuburan-kuburan
yang disembah dan diagungkan Oleh banyak kaum Muslimin. Di pulau lombok
terdapat makam Ketak, makam Rembige, makam Batu layar, lalu makam Bengkel, dan
banyak lagi yang lain; yang semuanya merupakan pusat-pusat penyembahan kepada
kuburan. Demi Allah, seandainya bukan karena saya (penulis) pernah melihat
langsung apa yang dilakukan Oleh sebagian kaum Muslimin di sana, niscaya saya
tidak akan me-nyebutnya secara khusus. Mereka datang dari tempat yang jauh,
dengan berkendaraan, bahkan mengeluarkan biaya, dengan membawa sanak saudara,
hanya untuk shalat, dan berdoa di depan kuburan. Dan di antara mereka ada yang
membawa hewan ternak untuk disembelih di sana, bahkan ada pula yang melakukan
thawaf di kuburan tersebut. Semua itu sungguh sangat mengerikan bagi mereka
yang sedikit saja memiliki Rasa ghirah di hatinya terhadap Allah. Dan hanya
kepada Allah kita mengadu, semoga Dia berkenan menghancurkan kuburan syirik
tersebut dan memberikan hidayah kepada semua kaum Muslimin.
Jamaah Jum'at yang
dirahmati Allah
Mudah-mudahan dengan ini, kita mendapat gambaran bahwa dunia Islam memang telah dikotori Oleh syirik. Dan ini adalah masalah yang sesungguhnya paling besar dari sekian banyak problem dunia Islam. Para da'i, ustadz, kyai, dosen, pengajar, dan semua kaum Muslimin yang peduli kepada Agama Allah agar menyatu-kan visi dan misi, bahwa tugas utama mereka adalah memerangi syirik dan menegakkan tauhid. Kaum Muslimin harus bersatu dan mengumumkan secara terang-terangan, bahwa syirik harus dibasmi dari muka bumi ini; dan itulah tugas para Rasul yang diutus Allah.
Mudah-mudahan dengan ini, kita mendapat gambaran bahwa dunia Islam memang telah dikotori Oleh syirik. Dan ini adalah masalah yang sesungguhnya paling besar dari sekian banyak problem dunia Islam. Para da'i, ustadz, kyai, dosen, pengajar, dan semua kaum Muslimin yang peduli kepada Agama Allah agar menyatu-kan visi dan misi, bahwa tugas utama mereka adalah memerangi syirik dan menegakkan tauhid. Kaum Muslimin harus bersatu dan mengumumkan secara terang-terangan, bahwa syirik harus dibasmi dari muka bumi ini; dan itulah tugas para Rasul yang diutus Allah.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Khutbah yang kedua
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَلَّى اللَّّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
Jamaah Jum'at yang
dirahmati Allah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam begitu jelas mengharamkan segala hal yang da-pat mengantarkan kepada pengagungan kuburan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam begitu jelas mengharamkan segala hal yang da-pat mengantarkan kepada pengagungan kuburan.
Pertama, kedua, dan ketiga, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang menga-puri,
menduduki dan membangun kuburan.
Dari jabir Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
Dari jabir Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
نَهَى رَسُوْلُ اللّٰهِ أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ.
"Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
melarang kubur dikapuri, diduduki atasnya, dan dibuatkan bangunan di atasnya."
(diriwayatkan Oleh Muslim no. 970).
Keempat, dan kelima, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang menulisi
kuburan dan menginjak kuburan.
Dari jabir Radhiyallahu ‘anhu,, beliau berkata,
Dari jabir Radhiyallahu ‘anhu,, beliau berkata,
نَهَى النَّبِيُّ أَنْ تُجَصَّصَ الْقُبُوْرُ وَأَنْ يُكْتَبَ عَلَيْهَا وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهَا وَأَنْ تُوْطَأَ.
"Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang
kuburan dikapuri, ditulisi, dibangun di atasnya dan diinjak-injak." (diriwayatkan Oleh at-tirmidzi, no.
1052 dan beliau berkata, "Hadits hasan shahih", Abu Dawud, no. 3225;
an-Nasa`i, no. 2028 dan 2029. Hadits ini dishahihkan Oleh al-Albani dalam
Shahih Sunan Abu Dawud).
Keenam, menjadikan kuburan sebagai masjid,
tempat beribadah, berdoa dan sebagainya.
Dari Aisyah dan Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhum,, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Dari Aisyah dan Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhum,, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَعْنَةُ اللّٰهِ عَلَى الْيَهُوْدِ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوْا قُبُوْرَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ.
"Laknat Allah atas kaum Yahudi dan nasrani,
karena mereka telah menjadikan kubur-kubur para Nabi mereka sebagai
tempat-tempat beribadah." (diriwayatkan Oleh al-bukhari dan Muslim).
Ketujuh,
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melarang kaum Muslimin Shalat menghadap
kuburan.
لَا تَجْلِسُوْا عَلَى الْقُبُوْرِ وَلَا تُصَلُّوْا إِلَيْهَا.
"Janganlah kalian duduk di atas kuburan dan
jangan pula kalian shalat menghadapnya." (diriwayatkan Oleh Ahmad, no.
16764; Muslim, no.973; dan lainnya).
Kedelapan,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk menghan-curkan dan
meratakan semua kuburan yang menonjol dan tampak jelas lebih tinggi
(dimuliakan), sebagaimana dihancurkannya patung dan berhala.
Dari Abu al-Hayyaj al-Asadi, dia berkata,
Dari Abu al-Hayyaj al-Asadi, dia berkata,
قَالَ لِيْ عَلِيُّ بْنُ أَبِيْ طَالِبٍ: أَلاَ أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِيْ عَلَيْهِ رَسُوْلُ اللّٰهِ a؛ أَنْ لَا تَدَعَ تِمْثَالًا إِلَّا طَمَسْتَهُ، وَلَا قَبْرًا مُشْرِفًا إِلَّا سَوَّيْتَهُ.
"Ali bin Abu Thalib pernah berkata kepadaku,
'Ketahuilah, aku me-ngutusmu berdasarkan sesuatu yang mana Rasulullah a
mengu-tusku, yaitu hendaklah kamu tidak meninggalkan satu patung pun, kecuali
engkau binasakan, dan tidak pula (engkau jumpai) kuburan yang ditinggikan
(sehingga tampak mencolok) kecuali engkau meratakannya (dengan tanah)."
(diriwayatkan Oleh Ahmad, no. 685; Muslim, no. 969, dan lainnya).
Jamaah Jum'at yang
dirahmati Allah
Tidak cukup jelaskah semua ini, sehingga banyak orang yang mengagungkan dan menyembah-nyembah kuburan? Bila belum jelas, mari kita simak perkataan para ulama berikut yang menjelaskan kepada kita semua.
Tidak cukup jelaskah semua ini, sehingga banyak orang yang mengagungkan dan menyembah-nyembah kuburan? Bila belum jelas, mari kita simak perkataan para ulama berikut yang menjelaskan kepada kita semua.
Imam
an-Nawawi menukil perkataan Imam besar asy-Syafi'i. Kata Imam asy-Syafi'i,
"Adalah dibenci (bila) kuburan dikapuri, dituliskan nama orang yang
dikuburkan di atasnya dan lainnya, dan dibangun bangunan di atasnya."
(Lihat al-Majmu' syarh al-Muhadzdzab 4/266).
Al-Allamah
Ibnu hajar al-Haitami, seorang ulama bermadzhab Syafi'i yang terkenal, berkata
dalam kitab az-zawajir Fi iqtirab al-Kaba`ir, "dosa besar ke 93, 94, 95,
96, 97, dan 98: "Menjadikan
kuburan-kuburan sebagai masjid (tempat ibadah)", "Menyalakan lampu di
atasnya", "Menjadikannya sebagai berhala-berhala", "Thawaf
me-ngelilinginya", "Mengusapnya", dan "Shalat menghadapnya…" Kata beliau,
"Yang enam ini dikategorikan sebagai
dosa-dosa besar di kalangan madzhab asy-Syafi'i".
Kemudian
beliau berkata, "Begitu pula, shalat
di atas kuburan dan mengagungkannya, dan ini adalah dosa besar, tampak jelas
dari hadits-hadits yang telah disebutkan."
As-Suyuthi
dalam hasyiyahnya terhadap Sunan an-Nasa`i menukil perkataan al-Baidhawi yang
mengatakan, "Manakala kaum Yahudi
dan nasrani melakukan sujud terhadap kuburan-kuburan para nabi mereka, kemudian
menghadap kepadanya dengan peng-agungan karena kedudukan mereka dulu, kemudian
menjadikannya sebagai kiblat ketika shalat, berdoa dan sejenisnya serta
menjadikannya sebagai berhala-berhala; Allah melaknat mereka, dan kemudian
melarang kaum Muslimin melakukan hal-hal seperti itu.
Dan
asal mula perbuatan syirik itu terjadi karena diagungkannya kuburan dan
menghadap kepadanya (dalam beribadah)."
Jamaah
Jum'at yang dirahmati Allah
semoga Allah melindungi kita semua dari perbuatan syirik yang dapat menghancurkan akidah dan ibadah kita.
semoga Allah melindungi kita semua dari perbuatan syirik yang dapat menghancurkan akidah dan ibadah kita.
Jangan
lupa untuk bershalawat atas Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabat
beliau serta orang-orang yang mengikuti beliau sampai hari Kiamat nanti. Allah
telah mengingatkan ini di dalam al-qur`an.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ تَسْلِيمًا كَثِيرًا وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اْلحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالمَِينَ.
(Dikutib dari Buku
Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun Edisi ke-2, darul Haq jakarta).